Cerita dari kaum PUNK…!!!
Dari tahun ke tahun, musik punk terus
mengalami perubahan bentuk. Yang nggak berubah adalah semangat
pemberontakannya. Pantas nggak Greeen Day disejajarkan dengan Sex Pistols, atau
The Ramones? Gimana sejarahnya punk??.
Kalau melihat band-band punk sekarang,
yang kebanyakan anggotanya masih muda, ga’ nyangka deh.. bahwa aliran musik
yang satu ini umurnya sebaya dengan Billie Joe Armstrong. Malah kalau dirunut,
cikal bakalnya sudah ada sejak orang tua kita masih imut-imut. Padahal citra
punk kan serba muda.
Punk sebetulnya punya dasar sikap yang
sama dengan musik rock ‘n’ roll waktu lahir tahun 1955 dulu musik yang menjadi
milik pribadi generasi muda yang memberontak terhadap kemapanan, yang di jamin
bakal dijauhin dan disebelin para orang tua. Waktu rock mulai kehilangan greget
dan dianggap jadi monoton, mulailah ada kasak-kusuk untuk bikin jenis musik
baru yang ekstrim sebagai reaksi melawan kejenuhan tadi. Dari keresahan itulah
aliran punk lahir.
Tidak seperti heavymetal misalnya, punk
lebih mengutamakan pelampiasan energi dan curhat dari pada aspek teknis bermain
musik. Pokoknya nggak usah jago-jago amat, pokoknya oke dan yang namanya
unek-unek bisa keluar. Asal tahu aja, almarhum Sid Vicious dari Sex Pistols itu
terkenal nggak bisa main musik. Tapi orang toh nggak memandang remeh dia. Malah
dianggap cool.
Nah, kelonggaran inilah yang menjadi daya
tarik utama bagi para pemusik aliran ini. Mereka kebanyakan mulai dengan
menonton band punk lain, kemudian mikir ini sih gampang, gue juga bisa. Lantas
mereka pun ngumpul bareng, bikin lagu sendiri, dan berdiri deh satu band baru.
Lantas kalau ternyata ada banyak band sealiran terpusat di satu lokasi atau kota,
timbullah apa yang disebut scene. Isinya ya orang-orang yang punya minat dan
pandangan yang serupa, yang hobi nonton konser grup-grup lokal dan mendukung
mereka, entah jadi promotor, bikin majalah (lazimnya disebut fanzine),
mendirikan sebuah perusahaan rekaman kecil-kecilan untuk merilis single atau
album grup-grup tersebut, atau sekedar rajin ikutan nongkrong. Lazimnya mereka
ini saling kenal satu sama lain, dan yang aktif ya orangnya itu-itu lagi. Malah
nggak jarang beberapa profesi di atas itu dirangkap oleh satu orang. (Tangannya
lebih dari dua ‘kali !)
Nah, sejak lahirnya, gerakan punk
merupakan rangkaian scene demi scene yang bermunculan di berbagai penjuru yang
masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Makanya, sejarah punk lebih enak
diulas dengan membahas beberapa scene yang paling menonjol, satu demi satu.
Sampai tahun 1950-an, jarang ada artis
atau grup yang memainkan alat musik sendiri. Mereka biasanya cuma mengurusi
masalah vokal, sedangkan urusan penulisan lagu dan memainkan instrumen biasanya
dipercayakan kepada para ahlinya. Grup-grup vokal di masa itu praktis menurut
saja pada kemauan perusahaan rekaman mereka.
Lantas pada tahun 1964, terjadi serbuan
besar-besaran grup asal Inggris ke Amerika. Biang keladinya siapa lagi kalo
bukan The Beatles. Melihat trend baru ini, remaja Amrik pun sadar bahwa sebuah
grup sanggup mengerjakan semuanya sendiri.
Maka di berbagai pelosok Amerika,
anak-anak sekolah pun mulai membentuk band dan latihan di garasi rumah mereka
sendiri. Karena mereka baru belajar, musiknya pun nggak bisa yang susah-susah
amat. Mereka cenderung belajar dari grup-grup yang alirannya simple tapi
nge-rock, macam Rolling Stones, The Who sampai Yardbirs, yang musiknya lebih
menitik beratkan pada riff dan power, bukan struktur lagu yang njelimet.
Maka ketika mereka pada gilirannya mulai
menulis lagu sendiri, musik mereka mempunyai ciri khas sederhana tapi kenceng
atau berpower, biasanya dengan satu riff gitar yang di ulang-ulang. Tapi meski
bentuknya masih primitif, musik yang mereka ciptakan mampu menggugah semangat
pendengar. Sesuai dengan tempat kelahirannya, orang memberi julukan untuk warna
musik ini: Garage Rock (Rock Garasi).
Grup-grup yang lahir contohnya The
Standells, The Seeds, The Music Machine, The Leaves, dll. Dan dari sini
lahirlah sound yang selanjutnya berkembang jadi Punk Rock.
Memasuki dekade 70-an, punk mulai
menemukan bentuknya seperti yang kita kenal sekarang. Ciri pemberontakannya
makin kentara, dan segala rupa aksi panggung yang ugal-ugalan pun mulai muncul.
Dari generasi pelopor punk ini ada dua nama yang boleh disebut paling menonjol
yaitu “MC 5” dan “Iggy and The Stooges”.
Iggy adalah salah satu dari segelintir
pentolan punk yang kiprahnya masih berlanjut sampai dasawarsa 90-an. Dan
seiring dengan lahirnya generasi baru punk rock, namanya pun makin diakui
sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam musik rock pada umumnya, punk
khususnya.
Tahun 1975 lahirlah beberapa grup musik
baru seperti Blondie yang ngepop, Talkin Heads yang Avant Garde, The Voidoids
yang berkutat dengan gitar, dan The Dead Boys yang nyeleneh. Dan ada The
Ramones.
Ramones punya citra seperti tokoh kartun.
Empat anak jalanan asal Queens yang tampil gahar dengan dengan jaket kulit dan
jeans belel, seperti geng. Gerombolan ini pancang mitos bahwa mereka satu
keluarga. Pada tanggal 4 Juli 1976, Ramones mengadakan konser perdananya di
Inggris. Entah itu tanggal keramat atau apa, konser mereka meninggalkan bekas
yang dalam dalam diri kaum muda Inggris yang menyaksikannya. Konser itu disaksikan
oleh para pentolan grup yang belakangan memotori kebangkitan punk di Inggris.
Yaitu The Sex Pistols, The Damned, dan The Clash.
Sex Pistols dan The Clash memasukkan aspek
baru dalam perkembangan punk, yaitu protes sosial dan politik. Kedua grup ini
menjadi penyambung lidah kaum muda Inggris yang frustasi. Mulailah mereka
menyuarakan protes terhadap segala ketidakadilan yang mereka lihat sehari-hari.
Cuma saja pendekatan mereka berbeda, sesuai latar belakang kehidupan
masing-masing.
Di tahun 1980-an, sementara era punk di
Inggris datang dan pergi, dampaknya mulai terasa di berbagai penjuru dunia.
Banyak negara yang menjawab tantangan Inggris dengan mencetak grup-grup punk
yang belakangan juga menjadi legenda setempat. Irlandia, misalnya punya The Understones.
Australia ada The Saints. Dan Selandia Baru muncul nama The Clean.
Di Amerika gelombang terbaru pemusik punk
AS bukan berasal dari New York, melainkan California. Generasi ini mendapat
pengaruh yang sama besar dari The Ramones dan Sex Pistols. Tapi agak lain
dengan ke dua mentornya itu, mereka sangat serius menghayati prinsip-prinsip
dasar punk. Bagi mereka punk bukan sekedar aliran musik, melainkan juga
identitas, gaya hidup, bahkan juga prinsip.
Di selatan LA, tepatnya di Hermosa Beach,
sebuah kelompok punk metal baru bernama Black Flag bela-belain nyewa gereja
sebagai tempat latihan mereka. Tempat ini selanjutnya menjadi pusat kegiatan
pecinta punk setempat. Grup-grup yang lahir disini lebih berhaluan keras
daripada yang di Hollywood. Penampilan lebih brutal, dan liriknya lebih
radikal. Disini lahirlah The Circle Jerk, Social Distortion, Suicidal
Tendencies, dll.
Sementara di San Francisco aliran punk
lebih berpolitik. Di sini lahir nama-nama macam The Avengers, The Dils, dan
yang paling dominan The Dead Kennedys. DK melancarkan protes keras terhadap
berbagai hal mulai dari kebijaksanaan pemerintah sampai fasisme. Musik mereka
berada di perbatasan antara punk yang melodius dan hardcore murni.
New York juga melahirkan grup-grup yang
belakangan memeperkaya musiknya dengan unsur lain, seperti Beasty Boys dan
Sonic Youth. Dan ada juga The Misfits, yang mengungsi dari New Jersey.
Pada akhir tahun 1980-an benih kebangkitan
generasi kedua mulai ditanam di LA. Dulu sekali, awal dasawarsa ini, di San
Fernando pernah berdiri sebuah grup band bernama Bad Religion. Kenggulan BR
antara lain karena personilnya rata-rata memang “ngotak” . Saking inteleknya ,
lagu mereka sering memakai kata-kata yang membuat orang Amerika aja harus buka
kamus.
Bad Religion merupakan band yang
memelopori berdirinya generasi baru grup-grup punk California. Sebut aja macam
Dag Nasty, Pennywise, NOFX, dan belakangan tentu saja Rancid dan Offspring.
Album Offspring Smash pada tahun 1995
mencatat rekor sebagai album independen paling laris dalam sejarah. Sementara
Rancid juga mencatat angka penjualan yang sangat tinggi. Punk telah berhasil
membuktikan kemandiriannya
Family Tree Punk
Ternyata punk itu punya banyak “sodara”.
Mulai dari grincore, black metal, heavy metal, skinhead, bahkan sampe ska.
Makanya, nggak usah heran kalo mereka kayak sohiban. Motto equality (persamaan
hak) sangat dijunjung tinggi. Nah, biar nggak bingung, berikut ini pembagian
“keluarga” punk menurut Si Otong (sori musti pake nama samaran) salah seorang
punkers sejati. Makin kenal, makin paham!
1. Punk Rock
Berkembang di Inggris sekitar tahun 70-an.
- Musik: warna rock n’ roll masih
kuat, masih bermelodi. - Contoh: Sex Pistol, The Clash,
Ramones. - Ciri khas: Jaket kulit, rambut jabrik/acak-acakan, dan sepatu boots.
2. Street Punk
- Musik mulai berdistorsi kasar
dengan beat yang cepat. - Lirik vulgar dan penuh caci
maki dan anarkis. - Contoh: Casualities, Circle Jerks, Eksploited.
- Ciri khas: Jaket kulit plus aksesoris paku,celana jeans ketat, rambut
jabrik, mohawk, boots doc mart/converse. - Bagian dari Street Punk : HardCore, HardSkin, Punk HardCore, Scoin
Kore.
3. SkinHead
SkinHeads
Sejati (Sayap Kiri/Lefties) Menganut antifasis dan antirasis. Menyatakan perang
dengan paham ultranasionalis sayap kanan dan sangat melindungi kaum minoritas
termasuk kaum gay. Musik-musik minoritas kulit hitam seperti reggae, ska dan
american soul dianggap sebagai keluarga besar mereka. Musik mereka banyak
ragamnya karena banyak mencakup berbagai macam kelompok minoritas.
- Contoh: The Bussiness, Sham 69, Angelic Upstrats.
- Ciri: Tidak ada ciri khusus, namun kadang lewat sepatu boots dan
bretel yang menunjukkan gol kelas menengah dan buruh.
Bagian dari
SkinHeads :
· TUTONS
· SKA
· SKACORE
4. Tutons
Masih
keluarga besar Skinheads sayap kiri. Mereka adalah rakyat kelas bawah yang
melakukan protes dengan cara berpakaian seperti orang kaya. Tumbuh di Inggris
dan Jamaika. Musik mereka musik kulit hitam kayak rock steady dan reggae.
Ngetop lewat aliran ska.
- Ciri khas: Stelan jas,
bretel, topi baret, celana panjang cingkrang (Rude Boy Style) - Contoh: The Selector, The
Specials, Jimmy Cliff
5. Nazi Skinhead (sayap kanan/Ultranasionalis
Menganut
paham rasis (benci kulit berwarna) dan anti kaum minoritas adalah prinsipnya.
Terkenal dengan istilah Boneheads. Berkembang pesat di Jerman dan negara Eropa
daratan lainnya.
- Contoh: Screwdriver, Brutal
Attack, Blood and Honour. - Ciri khas: Kepala plontos
(boneheads), kadang membaur dalam suporter sepak bola di Eropa
(Giggs/Hooligans) untuk membuat kerusuhan.
Punk menjadi trend (makanya kemudian
muncul istilah "PUNK IS DEAD!") karena bagaimanapun juga, bermula
dari pola berpikir seseorang akan sendirinya berevolusi menjadi sebuah
‘lifestyle’ dan kemudian dibubuhi dengan kebutuhan fashion. Makanya, Justin Bard dalam forum dan sumber
studi PUNK (Punk Inquiry & Study Site) membagi kategori punk kepada dua
pengertian; punk fashion dan punk ethics yang kedua-duanya harus
dipahami secara kontekstual.
Itu dulu deh infonya….